Pengertian Kriptografi
Kriptografi ialah ilmu terkait teknik enkripsi dimana “naskah asli” (plaintext) diacak memakai suatu kunci enkripsi jadi “naskah acak yang susah dibaca” (ciphertext) oleh seseorang yang tidak mempunyai kunci dekripsi. Dekripsi memakai kunci dekripsi dapat memperoleh kembali data asli. Probabilitas mendapat kembali naskah asli oleh seseorang yang tidak memiliki kunci dekripsi dalam waktu yang tak terlalu lama ialah amat kecil.
Teknik enkripsi yang dipakai dalam kriptografi klasik ialah enkripsi simetris dimana kunci dekripsi sama dengan kunci enkripsi. Untuk public key cryptography, dibutuhkan teknik enkripsi asimetris dimana kunci dekripsi tidak sama dengan kunci enkripsi. Enkripsi, dekripsi dan pembuatan kunci untuk teknik enkripsi asimetris membutuhkan komputasi yang lebih intensif dibandingkan enkripsi simetris, sebab enkripsi asimetris memakai bilangan–bilangan yang amat besar. (Kromodimoeljo, 2010).
Aspek Keamanan Kriptografi
Kriptografi mempunyai beberapa aspek keamanan diataranya yaitu :
- Kerahasiaan (confidentiality), menjamin bahwa data-data itu cuma dapat diakses oleh pihak-pihak tertentu saja. Kerahasiaan bertujuan untuk melindungi suatu informasi dari seluruh pihak yang tidak berhak atas informasi itu.
- Otentikasi (authentication), merupakan identifikasi yang dilakukan oleh masing-masing pihak yang saling berinteraksi, maksudnya sejumlah pihak yang berinteraksi harus mengidentifikasi satu sama lainnya. Informasi yang didapat oleh suatu pihak dari pihak lain harus diidentifikasi untuk memastikan keaslian dari informasi yang diterima.
- Integritas (integrity), menjamin setiap pesan yang dikirim pasti sampai pada penerimanya tanpa ada bagian dari pesan itu yang diganti, diduplikasi, dirusak, diubah urutannya, dan ditambahkan. Integritas data bertujuan untuk mencegah terjadinya pengubahan informasi oleh pihak-pihak yang tidak berhak atas informasi itu. Untuk menjamin integritas data ini pemakai harus memiliki kemampuan untuk melacak terjadinya manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Manipulasi data yang dimaksud di sini mencakup penyisipan, penghapusan, ataupun penggantian data.
- Nirpenyangkalan (Nonrepudiation), mencegah pengirim ataupun penerima mengingkari bahwa mereka sudah mengirimkan atau menerima suatu pesan. Bila sebuah pesan dikirim, penerima bisa menunjukkan bahwa pesan itu memang dikirim oleh pengirim yang tertulis. Sebaliknya, bila sebuah pesan diterima, pengirim bisa menunjukkan bahwa pesannya sudah diterima oleh pihak yang ditujunya. (Ariyus, 2008).
Sejarah Kriptografi
Kata kriptografi asalnya dari bahasa Yunani, “kryptós” yang artinya tersembunyi dan “gráphein” yang artinya tulisan. Kriptografi sudah dipakai oleh Julius Caesar semenjak zaman Romawi Kuno. Cara ini mendapat julukan Caesar cipher untuk mengirim pesan secara rahasia, walaupun teknik yang digunakannya sangat tidak memadai untuk ukuran sekarang. Casanova memakai pengetahuan terkait kriptografi untuk mengelabui Madame d’Urfe (dia mengungkapkan kepada Madame d’Urfe bahwa sesosok jin memberi tahu kunci rahasia Madame d’Urfe kepadanya, padahal dia berhasil memecahkan kunci rahasia berdasarkan pengetahuannya terkait kriptografi), sehingga dia mampu mengendalikan kehidupan Madame d’Urfe secara total. (Kromodimoeljo, 2010).