Tantang iPhone X, Sony Sediakan Sony Xperia XZ2 dengan Banderol Rp13 Jutaan

Sony akan membuktikan dirinya belum setelah dan masih dapat bersaing dengan Apple dan Samsung. Sony akan meluncurkan dua smartphone terbarunya Xperia XZ2 dan Xperia XZ2 Compact untuk versi murahnya dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2018 di Barcelona, Spanyol di akhir bulan ini.

Xperia XZ2 akan mengusung layar 5,7 inci dengan aspek rasio 18:9 dan lapisan pelindung Corning Gorilla Glass 5, prosesor Qualcomm Snapdragon 845, RAM 4 GB dan media penyimpanan internal sebesar ruang berkapasitas 64 GB.

Sedangkan, Sony Xperia XZ2 Compact mempunyai layar yang lebih kecil yaitu 5 inci dengan resolusi FHD+ dengan spesifikasi yang mirip dengan XZ2 seperti dikutip Phone Arena.

Pendahulunya, Sony Xperia XZ1 mempunyai layar 5,2 inci, prosesor Snapdragon 835, RAM 4 GB dan dan memori internal 64 GB. Sony akan membanderol Sony Xperia XZ2 seharga USD987 atau Rp13 jutaan dan Sony Xperia XZ2 Compact seharga USD740 atau Rp10 jutaan.

Alasan Bangkit

Sony sempat mengalami masa-masa keemasan di industri handphone dan sukses bersaing dengan Nokia serta Samsung saat itu. Tetapi, smartphone Sony yang secara spesifikasi canggih tidak sanggup bersaing dengan Apple dan Samsung serta smartphone naungan vendor asal Tiongkok.

Sekarang ini pangsa pasar Sony di pasar smartphone pun amat kecil bahkan kalah dengan Oppo dan Vivo yang baru seumur jagung. Walau babak belur dan pamornya yang meredup, Sony menolak menyerah dan akan terus eksis di pasar smartphone meski pangsa pasarnya kian kecil.

Kaz Hirai (CEO Sony) mengungkapkan Sony tak akan menyerah di industri smartphone sebab smartphone ialah produk masa depan teknologi dan Sony akan terus menjual smartphone untuk mempertahankan eksistensi.

“Kami akan memantau apa yang sedang terjadi di dalam industri sampai pergeseran paradigma selanjutnya. Ini bukan soal smartphone hari ini,” katanya seperti dikutip Phone Arena.

Hirai mengungkapkan Sony akan terus menjual produk agar tetap relevan di sektor komunikasi, sebagai alat pengawasan tren sampai paradigma berganti. “Untuk alasan strategis ini, kami akan tetap tinggal, tidak pada bisnis smartphone, namun pada bisnis komunikasi,” lanjutnya.

Sony sendiri masih jadi perusahaan pemasok utama sensor gambar utama untuk merek smartphone lain. Sony juga menghadirkan sensor pemindai sidik jari pada perangkatnya.

Smartphone Sony mengalami kesulitan dalam mendapat perhatian konsumen, salah satunya di Amerika Serikat. Sony akan mendapat keuntungan operasional terbesarnya di tahun ini, dengan nilai sekitar USD5,83 miliar atau sekitar Rp83,2 triliun.