Memahami Skandal Facebook dan Cambridge Analytica

DAFTAR ISI

Berita dengan judul ” Memahami Skandal Facebook dan Cambridge Analytica” berikut bisa Kamu baca disini, dan masih banyak berita teknologi ter-baru lainnya.

Siapa Cambridge Analytica?

Cambridge Analytica (CA) ialah lembaga konsultan politik yang memakai analisa data untuk merancang strategi komunikasi ke pemilih. Lembaga ini didirikan oleh SCL Group dengan merekrut peneliti dari Cambridge University (yang menjelaskan nama lembaga ini).

Berdiri semenjak tahun 2013, CA setidaknya terlibat pada 44 pemilu di AS. Yang amat signifikan, tentu saja saat mereka berhasil mengantarkan Donald Trump jadi presiden AS ke 45. Sebelumnya, mereka juga berhasil mengarahkan pemilih di Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit).

Apa kaitan dengan Facebook?

Cambridge Analytica dituding sudah memakai data pemakai Facebook secara ilegal. Data pemakai ini mereka raih dari salah satu profesor psikologi di University of Cambridge, Dr. Alexandr Kogan.

Kogan sendiri mendapatkan data itu melalui aplikasi buatannya, thisismydigitallife. Sepintas aplikasi ini berisi kuis untuk mengevaluasi kepribadian seseorang. Tetapi di balik kuis itu, sebetulnya ada kegiatan profiling alias mengelompokkan pemakai.

Untuk mengikuti kuis ini, pemakai harus login dengan akun Facebook mereka. Data inilah yang kemudian jadi sumber profiling.

Ada berapa orang yang kena jebakan ini?

Ada ratusan ribu orang yang ikut kuis ini. Tetapi kuis ini juga berhasil memanipulasi sistem di Facebook sehingga ada lebih banyak data pemakai yang berhasil mereka kumpulkan. Angka tentunya tidak jelas, tetapi sekitar antara 30-50 juta pemakai.

Baca Juga:  Sasar UKM, Zebra Technologies Luncurkan perangkat Baru

Lalu, untuk apa data pemakai Facebook ini?

Oleh CA, data itu dikombinasikan dengan data lain yang mereka punyai, yang katanya mencapai lima ribu jenis data. Dengan seperti itu, mereka memahami benar isu yang penting bagi tiap individu. Dalam kasus Pilpres AS kemarin, tim sukses Trump bisa mengelompokkan 30 persen calon pemilih menganggap penting isu agama, 20 persen isu kebebasan mempunyai senjata, dan 30 persen lainnya terkait ekonomi.

Dari data itu, tiap individu itu lalu “dicekoki” berita sesuai isu penting itu. Bentuknya mulai dari mengirimkan e-mail blast sampai menyebar hoax melalui iklan di Facebook. Tentu saja, isu itu selalu mendiskreditkan Hillary Clinton dan menyanjung Donald Trump.

Bukankah di Facebook memang bisa menargetkan segmen tertentu?

Memang bisa, tetapi pada umumnya lebih ke demografi tradisional, seperti umur, jenis kelamin, hobi, dan semacamnya. Yang membuat metode CA ini “dahsyat” ialah mereka dapat melakukan profiling ke tiap individu, sehingga kampanye yang dilakukan bisa lebih fokus.

Harus diingat, Facebook mendata hampir seluruh perilaku pemakai melalui status, posting yang di-Like, sampai kuis yang diikuti. Bisa dikatakan, Facebook ialah “perpustakaan” perilaku manusia paling besar sekarang ini. Bila dapat memanfaatkan perpustakaan itu, perilaku individu pun dapat diarahkan.

Bagaimana reaksi Facebook terhadap insiden ini?

Sebetulnya Facebook telah mengetahui penyalahgunaan data ini semenjak tahun 2015, dan sudah meminta CA menghapus semua data itu di Agustus 2016. Tetapi belakangan diketahui, data itu masih disimpan CA sampai sekarang ini.

Baca Juga:  Inilah Modus Geng Cyber Infeksi 1 Juta Pemakai Aplikasi Online Banking

Semenjak berita ini dimuat berbagai media, Facebook langsung membekukan akses CA di platformnya. Facebook juga menyewa firma forensik digital Stroz Friedberg untuk melakukan audit secara komperehensif atas insiden ini.

Tetapi Facebook harus tetap menghadapi konsekuensi serius atas insiden ini. Komisi Eropa telah meminta pihak berwajib meneliti kasus ini. Bila terbukti bersalah, Facebook tampaknya harus menghadapi hukuman berat.

Itulah kabar mengenai ” Memahami Skandal Facebook dan Cambridge Analytica “.Meskipun Kamu sudah selesai menyimak berita ini, Kami menganjurkan untuk membaca artikel aslinya secara keseluruhan.

Silahkan ke website officialnya dengan searching di search engine dengan judul ” Memahami Skandal Facebook dan Cambridge Analytica ” untuk membaca artikel aslinya supaya tidak terjadi perbedaan makna berita
Sumber: grid id

Ebook Gratis!!

Subscribe untuk dapatkan e-book GRATIS dan informasi teknologi terbaru dan diskon menarik langsung di Email-mu

Programmer Indonesia
Programmer Indonesia
Admin yang mengelola konten khusus berita. Kalau ada yang ingin diinfokan langsung chat aja ya :D
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
WhatsApp chat